Budaya Keselamatan (Safety Culture) dan Kesehatan Psikologis: Fokus pada Kesehatan Mental Pekerja
Dalam beberapa tahun terakhir, tren dalam Occupational Safety and Health (OSH) tidak lagi terbatas pada keselamatan fisik semata, tetapi juga mencakup aspek kesehatan mental dan psychological safety. Perusahaan mulai menyadari bahwa budaya keselamatan (safety culture) yang kuat tidak hanya melindungi pekerja dari kecelakaan, tetapi juga dari risiko psikologis yang berdampak langsung pada produktivitas dan retensi tenaga kerja.
Stres Kerja dan Burnout
Stres kerja menjadi salah satu faktor terbesar yang mengganggu kesehatan psikologis pekerja. Tekanan target, jam kerja panjang, serta kurangnya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan sering berujung pada burnout—kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang kronis. Burnout bukan hanya menurunkan performa, tetapi juga meningkatkan risiko absensi berkepanjangan dan turnover karyawan.
Dukungan Perusahaan
Peran perusahaan dalam membangun lingkungan kerja yang sehat sangatlah krusial. Dukungan perusahaan dapat berupa:
- Sistem komunikasi yang terbuka, sehingga pekerja merasa aman menyampaikan masalah tanpa takut dihukum.
- Penyediaan layanan konseling atau Employee Assistance Program (EAP).
- Penghargaan terhadap prestasi untuk menjaga motivasi dan rasa dihargai.
Dengan langkah ini, perusahaan dapat menciptakan psychological safety, yaitu perasaan aman secara emosional bagi pekerja untuk berkontribusi, bereksperimen, maupun mengemukakan pendapat.
Pelatihan Khusus
Pekerja dan manajer membutuhkan pelatihan khusus terkait manajemen stres, komunikasi empatik, dan kepemimpinan yang mendukung kesehatan mental. Pelatihan ini berfungsi ganda: meningkatkan kesadaran akan tanda-tanda stres kerja sekaligus membekali manajer dengan kemampuan memberikan dukungan kepada tim.
Kebijakan Cuti
Kebijakan cuti yang fleksibel, termasuk cuti kesehatan mental, semakin diadopsi oleh perusahaan modern. Hal ini bukan bentuk kelemahan, melainkan strategi untuk menjaga keberlanjutan tenaga kerja. Dengan memberikan waktu istirahat yang cukup, pekerja dapat kembali dengan kondisi lebih segar, termotivasi, dan siap berkontribusi.
Dampak terhadap Produktivitas dan Retensi
Mengintegrasikan kesehatan psikologis ke dalam budaya keselamatan membawa dampak nyata bagi organisasi:
- Produktivitas meningkat, karena pekerja lebih fokus dan berenergi.
- Retensi lebih baik, sebab pekerja merasa dihargai dan didukung.
- Citra perusahaan positif, terutama dalam menarik generasi muda yang menempatkan kesehatan mental sebagai prioritas.
Penutup
Budaya keselamatan kini tidak lagi hanya berbicara tentang helm, rompi, atau prosedur darurat, tetapi juga tentang pikiran dan perasaan pekerja. Dengan menaruh perhatian pada kesehatan mental, perusahaan membangun fondasi kerja yang berkelanjutan, di mana pekerja tidak hanya selamat secara fisik, tetapi juga sehat secara psikologis.
