Kerja di Rumah / Hybrid dan Risiko K3: Ergonomi, Mata, Postur, dan Batasan Kerja
Latar Belakang
Bekerja dari rumah kini menjadi hal yang umum, baik bagi karyawan perusahaan maupun pelaku bisnis kecil seperti pengrajin handmade. Skema kerja remote atau hybrid menawarkan fleksibilitas, tapi juga membawa tantangan baru dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Meski terlihat aman karena dilakukan di rumah, risiko tetap ada—mulai dari postur tubuh yang salah, kelelahan mata akibat layar, hingga stres karena batasan waktu kerja yang kabur.
Tantangan Ergonomi dan Kelelahan Digital
Salah satu masalah utama kerja di rumah adalah ergonomi—bagaimana tubuh berinteraksi dengan peralatan kerja. Banyak orang duduk di kursi yang tidak dirancang untuk bekerja lama, meja terlalu rendah, atau layar laptop yang terlalu dekat dengan mata.
Akibatnya, muncul keluhan seperti:
- Nyeri punggung dan leher,
- Pegal di bahu dan tangan,
- Sakit kepala akibat mata lelah,
- Sulit fokus karena lingkungan kerja yang tidak mendukung.
Selain itu, bekerja di depan layar terlalu lama juga menimbulkan digital fatigue (kelelahan digital), yang membuat mata cepat kering dan pikiran sulit berkonsentrasi.
Batasan Waktu Kerja dan Kesehatan Mental
Saat bekerja di rumah, batas antara waktu kerja dan waktu istirahat sering kabur. Kita cenderung terus bekerja tanpa sadar karena “kantor” ada di ruang yang sama dengan tempat istirahat.
Inilah sebabnya penting untuk membuat aturan kerja yang jelas:
- Tentukan jam mulai dan selesai kerja,
- Gunakan alarm untuk waktu istirahat,
- Hindari mengecek pesan kerja setelah jam yang ditentukan,
- Sisihkan waktu untuk relaksasi atau ibadah agar mental tetap seimbang.
Tips Aman dan Nyaman untuk Pekerja Handmade di Rumah
Untuk kamu yang memiliki bisnis handmade seperti membuat tasbih, bros, atau aksesori, sebagian besar pekerjaan memang dilakukan dari rumah. Berikut beberapa langkah sederhana untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan:
- Atur kursi dan meja sesuai tinggi badan.
Pastikan siku membentuk sudut sekitar 90°, layar sejajar dengan pandangan mata, dan kaki menapak lantai atau pijakan. - Perhatikan pencahayaan.
Gunakan cahaya alami bila memungkinkan, atau lampu putih yang cukup terang agar tidak membuat mata cepat lelah saat merangkai manik-manik atau menjahit. - Gunakan alat bantu.
Saat memotret produk (seperti tasbih atau bros), gunakan tripod agar tidak perlu membungkuk lama. Pastikan kabel lampu dan alat foto tertata rapi untuk mencegah tersandung. - Ambil istirahat berkala.
Terapkan aturan 20-20-20: setiap 20 menit menatap layar, alihkan pandangan sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. - Buat batas waktu kerja yang tegas.
Setelah jam tertentu, matikan laptop atau lampu kerja. Tubuh dan pikiran juga butuh waktu untuk pulih agar esok tetap produktif.
Kesimpulan
Bekerja di rumah memang menawarkan kenyamanan, tapi keselamatan dan kesehatan tetap harus menjadi prioritas. Dengan memperhatikan ergonomi, pencahayaan, dan batasan waktu kerja, kamu bisa menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat.
Ingat, tempat kerja yang aman bukan hanya soal alat pelindung diri di pabrik—tapi juga tentang bagaimana kamu menjaga keseimbangan dan kenyamanan di ruang kerja pribadimu.
