Penyakit Akibat Kerja yang Sering Terlupakan di Ruang Kerja Rumahan
Bekerja dari rumah sering dianggap lebih nyaman dan aman dibandingkan bekerja di kantor atau pabrik. Namun, tanpa disadari, ruang kerja rumahan juga menyimpan risiko kesehatan yang dapat memicu penyakit akibat kerja. Lingkungan yang tampak sederhana sering membuat pekerja mengabaikan postur tubuh, pencahayaan, ventilasi udara, hingga manajemen stres. Berikut beberapa penyakit akibat kerja yang sering terlupakan di ruang kerja rumahan.
1. Nyeri Otot dan Gangguan Muskuloskeletal (MSDs)
Penyebab:
- Duduk terlalu lama dengan postur membungkuk.
- Kursi tanpa penopang punggung yang baik.
- Meja terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Dampak:
Nyeri leher, punggung bawah, bahu, pergelangan tangan, hingga carpal tunnel syndrome.
Pencegahan:
- Gunakan meja dan kursi ergonomis.
- Atur layar sejajar dengan mata.
- Lakukan peregangan setiap 45–60 menit.
2. Eye Strain / Computer Vision Syndrome
Penyebab:
Menatap layar terlalu lama, pencahayaan buruk, dan jarak pandang yang tidak tepat.
Gejala:
Mata kering, pandangan buram, sakit kepala, serta rasa terbakar pada mata.
Pencegahan:
- Ikuti aturan 20-20-20 (setiap 20 menit, lihat objek 20 kaki selama 20 detik).
- Gunakan pencahayaan alami atau lampu meja yang cukup.
- Atur brightness layar sesuai kondisi ruangan.
3. Gangguan Pernapasan dan Alergi
Penyebab:
Debu menumpuk, ventilasi buruk, penggunaan AC tanpa perawatan, atau ruangan lembap.
Dampak:
Alergi, sinusitis, sesak napas, dan iritasi saluran pernapasan.
Pencegahan:
- Bersihkan ruangan secara rutin.
- Buka jendela setiap hari untuk sirkulasi udara.
- Gunakan air purifier bila perlu.
4. Stres dan Kelelahan Mental
Walaupun berada di rumah, pekerjaan sering bercampur dengan tanggung jawab domestik, sehingga memicu stres berkepanjangan.
Gejala:
Cemas, mudah lelah, sulit fokus, sulit tidur, hingga burnout.
Pencegahan:
- Atur jadwal kerja yang jelas.
- Istirahat teratur dan pisahkan area kerja dari area pribadi.
- Lakukan aktivitas relaksasi seperti meditasi atau olahraga ringan.
5. Gangguan Pendengaran Pasif
Di rumah, kebisingan seperti suara kendaraan, konstruksi tetangga, atau suara TV dapat mengganggu konsentrasi dan memicu stres audio.
Dampak:
Sakit kepala, menurunnya fokus, iritabilitas, hingga tekanan darah meningkat.
Pencegahan:
- Gunakan earplug atau headphone peredam bising.
- Pilih ruangan yang jauh dari sumber kebisingan.
- Pasang karpet atau peredam sederhana jika perlu.
6. Sirkulasi Darah Buruk
Duduk terlalu lama menyebabkan aliran darah melambat, meningkatkan risiko varises, pembengkakan kaki, hingga penggumpalan darah.
Pencegahan:
- Berdiri atau berjalan selama 2–3 menit setiap jam.
- Lakukan stretching ringan di sela-sela kerja.
- Gunakan kursi yang menopang paha dengan sudut 90 derajat.
7. Dermatitis & Iritasi Kulit
Paparan AC dingin, debu, atau bahan-bahan craft (lem, resin, pewarna) dapat memicu iritasi kulit.
Pencegahan:
- Gunakan sarung tangan bila bekerja dengan bahan kimia ringan.
- Jaga kelembapan kulit.
- Pastikan ruang kerja berventilasi baik.
Kesimpulan
Ruang kerja rumahan memang nyaman, tetapi tetap memiliki risiko penyakit akibat kerja yang sering tak terlihat. Dengan mengenali risiko ini, pekerja dapat melakukan pencegahan sejak dini melalui perbaikan ergonomi, peningkatan kualitas udara, manajemen stres, dan kebiasaan kerja yang lebih sehat. Ingat, kenyamanan bekerja dari rumah harus dibarengi dengan perhatian terhadap kesehatan.
